Negara-negara Eropa menjadi salah satu destinasi favorit para pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi. Hal itu terlihat dari peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia di Jerman selama lima tahun terakhir yang naik hingga tiga kali lipat.
Sekira lima tahun yang lalu, jumlah mahasiswa Indonesia di Jerman hanya 1.500 orang. Tapi di tahun lalu, jumlah mahasiswa di Indonesia mencapai angka 4.000 orang. Menyadari tingginya minat pelajar Indonesia tersebut, Jerman pun berencana menggelar pameran pendidikan di Jakarta.
"Kondisi ini seperti saat Pak Habibie menjabat sebagai Presiden RI pada 1998 lalu. Antusias masyarakat Indonesia yang belajar di Jerman begitu tinggi," kata Duta Besar Indonesia untuk Jerman periode 2009-2013 Eddy Pratomo, seperti disitat dari siaran pers yang diterima Okezone, Selasa (25/3/2014).
Menurut Eddy, salah satu penyebab kenaikan tersebut ialah adanya program Debt Swap, yakni penghapusan utang Indonesia ke Jerman yang dialihkan untuk pendidikan. Program untuk para dosen itu, lanjutnya, dialokasikan bagi jenjang doktoral guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Bahkan program itu memiliki jangan waktu yang cukup panjang hingga 10 tahun.
"Saat ini sudah masuk tahun keenam. Jumlah pesertanya waktu itu masih minim baru 200 orang dari sekira 5.000 orang yang dialokasikan," ungkapnya.
Eddy membantah jika program Debt Swap sepi peminat. Dia mengaku, ketatnya proses seleksi menjadi alasan utama masih banyaknya kuota yang tersedia untuk program tersebut.
"Bukan karena tak ada peminat, tetapi baru sejumlah itu yang memenuhi syarat. Seleksinya memang sangat ketat," kata pria yang kini aktif di lembaga konsultasi pendidikan Jerman "Go Deutschland" itu.
Sekira lima tahun yang lalu, jumlah mahasiswa Indonesia di Jerman hanya 1.500 orang. Tapi di tahun lalu, jumlah mahasiswa di Indonesia mencapai angka 4.000 orang. Menyadari tingginya minat pelajar Indonesia tersebut, Jerman pun berencana menggelar pameran pendidikan di Jakarta.
"Kondisi ini seperti saat Pak Habibie menjabat sebagai Presiden RI pada 1998 lalu. Antusias masyarakat Indonesia yang belajar di Jerman begitu tinggi," kata Duta Besar Indonesia untuk Jerman periode 2009-2013 Eddy Pratomo, seperti disitat dari siaran pers yang diterima Okezone, Selasa (25/3/2014).
Menurut Eddy, salah satu penyebab kenaikan tersebut ialah adanya program Debt Swap, yakni penghapusan utang Indonesia ke Jerman yang dialihkan untuk pendidikan. Program untuk para dosen itu, lanjutnya, dialokasikan bagi jenjang doktoral guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Bahkan program itu memiliki jangan waktu yang cukup panjang hingga 10 tahun.
"Saat ini sudah masuk tahun keenam. Jumlah pesertanya waktu itu masih minim baru 200 orang dari sekira 5.000 orang yang dialokasikan," ungkapnya.
Eddy membantah jika program Debt Swap sepi peminat. Dia mengaku, ketatnya proses seleksi menjadi alasan utama masih banyaknya kuota yang tersedia untuk program tersebut.
"Bukan karena tak ada peminat, tetapi baru sejumlah itu yang memenuhi syarat. Seleksinya memang sangat ketat," kata pria yang kini aktif di lembaga konsultasi pendidikan Jerman "Go Deutschland" itu.
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Semoga artikel dengan judul 5 Tahun Jumlah Mahasiswa Indonesia di Jerman Naik 3 Kali Lipat ini dapat menambah wawasan anda. Terima kasih sudah meluangkan sedikit waktu anda untuk membaca artikel ini.
Title : 5 Tahun Jumlah Mahasiswa Indonesia di Jerman Naik 3 Kali Lipat
Reviewed By : Clinton Junts
Blog Rate : dari 5
Reviewed By : Clinton Junts
Blog Rate : dari 5
Jika Anda menyukai artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman Artikel setiap ada artikel yang terbit di Juntak Blog